Author : Alvinaalicia
Title : Die For You
Pairing : Light x Misa
Genre : Romance, sad, dll..
Happy Reading!
maaf kalau ada yang tidak dimengerti-_-

"happy birthday to me.. happy birthday to me.. happy birthday to me.." alunan nada lembut menyatu bersama dengan jatuhnya kelopak-kelopak bunga sakura yang mulai berguguran. Menciptakan kepingan kilauan warna merah muda yang berterbangan tersibak angin lembut yang seakan menari-nari. Seorang gadis berambut pirang terkuncir dua tengah terdiam bersandar dibawah pohon sakura tersebut. Dihadapannya sudah tersedia kue bolu coklat dengan lilin yang hampir meredup diatasnya. Ia hanya menunduk dan menatap sedih kue bolu dihadapannya itu. Tak berselang lama, cairan bening hangat perlahan keluar dari pelupuk matanya, pertanda kesedihan.

Di ulang tahun kali ini tak ada lagi ucapan bahkan hadiah. Light, kekasihnya malah sibuk mengurusi tugas detektifnya dan menulis nama-nama mavia untuk menciptakan dunia baru sehingga lupa akan ulang tahun kekasihnya sendiri. Sehingga misa, gadis pirang berkuncir dua itu hanya melewati moment spesialnya ini sendirian. Tak ada tawa maupun keceriaan yang terpancar dalam wajah cantiknya semuanya seakan luntur menciptakan tetesan-tetesan air mata menodai pipi cantiknya. Tetapi itu tidak membuat cintanya berkurang sedikitpun pada kekasihnya itu. iapun menutup matanya dengan penuh pengharapan, diulang tahunnya ini sebuah keajaiban terjadi menghiburnya dari lingkaran kesepian dan membawanya kedalam hangatnya kebahagiaan. "love wish and miracle.."

HEEPPPP
Tiba-tiba tangan seseorang mendekapnya dari belakang membuat gadis pirang bernama misa itu terkejut seketika. Denyut jantungnya berubah cepat, nafasnya berubah menjadi tak teratur. dengan gerakan perlahan ia membalikan wajahnya kebelakang, nampak seorang pemuda berambut coklat karamel dengan lengkungan senyum manis dibibirnya.

"light" senyum misa mengembang seketika sesosok pria yang paling spesial dalam hidupnya datang dan mengingat ulang tahunnya untuk yang pertama kalinya.
Light langsung berdiri di hadapan kekasihnya itu lalu berlutut lalu menggenggam lembut jemari gadis dihadapannya yang ternyata pujaan hatinya itu. "misa, aku ingin ini menjadi kado terindah dalam hidupmu. Aku ingin segera menikahimu apakah kau bersedia?"

Melihat kesungguhan kekasihnya itu, misa seakan tak percaya dengan semua ini. Air mata kesedihannya telah berganti menjadi air mata kebahagiaan. Dengan perasaan bahagia iapun menerima lamaran pria pujaan hatinya itu. "aku bersedia light".

Lightpun langsung memeluk erat tubuh kekasihnya. Bahkan sangat erat. senyum kebahagiaan nampak terpancar dari wajah keduanya. "aku akan janji akan membuatkan dunia baru yang bersih dari kejahatan dan kita bersama membangun kebahagiaan disana" lightpun lalu melepaskan pelukannya, dan meletakan tangannya ke kedua pundak misa. tatapan hangat mereka saling bertemu dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibir keduanya. "aku janji, misa. aku akan membahagiakanmu" light lalu mendekatkan wajahnya ke wajah misa, kekasihnya itu. jaraknya semakin dekat dan dekat. suasanapun semakin hangat. light berusaha mendaratkan ciuman lembut ke bibir misa. tetapi hampir saja dan..

DUARRR...
sebuah peluru tepat mengenai kepala bagian belakang light. membuatnya jatuh lemah berlumuran darah. misa seketika terkejut dengan kejadian yang barusan ia lihat dengan mata kepalanya itu sendiri. iapun merangkul tubuh light yang seketika tak berdaya, dan segera memainkan iris matanya kesegala arah dengan panik mencoba mencari tau siapa pelaku yang sudah berbuat ini pada kekasihnya itu.

"dia kira!" tiba-tiba matsuda mucul dengan pistol yang dalam genggamannya.

misa membelakkan matanya ketika melihat pelakunya adalah matsuda. "m-m-matsuda! te-ganya kau!" sekarang ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. ia melihat tubuh kekasihnya itu yang sudah dingin pucat tak berdenyut. baru saja ia merasakan detik demi detik kehangatan itu. dan semuanya seakan luntur begitu saja. lalu misapun menggapai pisau yang tadinya ia bawa untuk memotong kue bolunya. iapun menggenggam pisau itu, lalu menancapkan pisau tersebut ke bagian perutnya. "light, aku akan menyusulmu. tunggu aku disana" pisau itupun menancap tepat dibagian perutnya, menciptakan tetesan-tetesan darah yang mulai bercucuran. perlahan tubuhnya pun menjadi lemas, dan pandangannya sudah mulai kabur. ia tersenyum sejenak karena ini moment terakhir kalinya ia melihat indahnya dunia. dan kini tubuhnya sudah tidak bisa menahan lagi karena luka tusukan pisau diperutnya semakin lama semakin parah. denyut nadinya perlahan terhenti bersamaan dengan jiwanya yang mulai terpisah dengan raganya. kini mereka berdua terbaring tenang dengan tangan yang saling menggenggam. bah kisah romeo dan juliet.

END

gaje kan yah? gomen gomen maklum author baru plus abal-abal-_-
terakhir, saya minta reviewnya please._.
Title : Love And Tears
Genre : romance, angst
Rate : kasih T aja deh
WARNING! : gaje, abal-abal, typo(s) , EYD yang amburadul, dan penempatan tanda baca yang asal-asalan.

A/N : haii kembali lagi bersama saya author amatiran nan gaje ini--'' , maaf kalau ini gak nyambung soalnya ini kali pertamanya saya bikin ff bersambung, okelah happy reading.

***

Angin mendesir lembut, memainkan rambut seorang gadis pirang yang sedang terdiam meratapi sebuah batu nisan yang terpapar di hadapannya. dengan lembut ia mengusap batu nisan tersebut. tak lama kemudian tetesan-tetesan cairan bening menetes membasahi pelupuk matanya. "buu.. mengapa kau harus pergi.. " gumamnya lirih pada batu nisan yang merupakan tempat peristirahatan terakhir ibunya itu. ia merasakan sesak dibagian dadanya ketika menyadari kenyataan memang begitu kejam membelenggu dalam penderitaan. iapun memeluk batu nisan itu, ia mencoba merasakan hangatnya pelukan seorang ibu. tetapi semua itu semu, apalah daya, semuanya tak ia rasakan lagi karena memenjak sebuah penyakit yang menuntut ibunya itu untuk  beristirahat tenang untuk selama-lamanya.

2 jam berlalu, matanya terlihat sembab, kulitnyapun memucat ia sampai tidak sadar kalau ia telah menangis selama itu di makam ibunya tersebut. ia benar-benar tidak percaya, seorang ibu yang ia sayangi akan pergi secepat itu. meninggalkannya pergi ke sebuah dunia yang sulit untuk ia kejar dan ia raih. ia tidak pernah menyalahkan takdir. karena ia percaya, ini hanyalah cobaan tuhan dan pasti selalu ada hikmah dibalik semua itu

"kau pasti sangat menyayangi ibumu itu kan?"

suara seseorang tiba-tiba mengagetkan Evanna, gadis pirang yang sedang meratapi kuburan ibunya tersebut, dan sontak saja membuat gadis itu menoleh keasal suara. nampak seorang pria berambut kelam telah berdiri tepat disampingnya. 

"siapa kau?" ujar gadis pirang yang bernama Evanna buru-buru mengelap air matanya lalu menaikan sebelah alisnya.

"aku Justin, kau?" pemuda itu langsung memposisikan dirinya duduk disebelah Evanna.

"aku Evanna, sedang apa kau disini?" jawab Evanna lalu bertanya kepada Justin yang sudah berada disebelahnya.

"aku sedang mengunjungi makam ayahku, tepatnya disini" ucap pemuda yang bernama Justin itu sambil menunjuk ke arah kuburan tepat disebelah kuburan ibunya Evanna tersebut.

"jadi kuburan ibuku dan ayahmu bersebelahan?" tanya Evanna. Justin hanya mengangguk pelan.

"ohhh.." Evanna membulatkan mulutnya membentuk huruf o.

terjadi keheningan beberapa saat. lalu Evannapun melirik jam tangan berwarna pink yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu berdiri bangkit.

"kau mau kemana?" sontak saja membuat Justin bertanya.

Evanna melirik ke atas langit, nampak sang mentari telah kembali keperaduannya, dan perlahan sinarnya lenyap ditelan senja. "sudah jam 5 sore, aku harus buru-buru. ayahku sebentar lagi pulang, dan aku belum memasak untuk makan malam nanti" Evanna lalu kembali duduk menatap kuburan ibunya, mengepalkan tangannya dan menutup matanya seraya berdo'a. setelah selesai iapun kembali membuka matanya dan menurunkan tangannya kembali. lalu iapun melirik ke arah Justin disebelahnya sambil menyunggingkan senyuman khasnya. "oke sampai nanti Justin" iapun segera bangkit melangkah pergi meninggalkan Justin sendiri.

"jangan lupa besok datang lagi yaah .." ujar Justin kepada Evanna yang sudah meninggalkannya jauh. tapi suaranya masih sedikit terdengar dikuping Evanna. Justin menatap Evanna yang pergi itu sampai jejaknya hilang menjauh. menjauh. "gadis yang cantik"

***

iapun telah sampai diambang pintu rumahnya. dengan segera, ia menggapai gagang pintu, lalu dibukalah pintu tersebut. "ayah .. aku pulang.." Evannapun segera melepas sepatu yang dikenakannya itu, lalu ditaruhnya di rak sepatunya.

"Evanna kau sudah pulang?, cepat kau ke meja makan sini" sahut ayahnya dari ruang makan.

"ruang makan? iya yah.." setelah sepatunya tertata rapih, iapun segera menghampiri ayahnya itu dimeja makan.

tibalah ia di ruang makan, nampak ayahnya yang sedang terduduk manis menyantap beberapa makanan yang telah tersedia dimeja makan, dan seorang wanita yang berumur tak jauh dari ayahnya, yang tengah sibuk menata rapih makanan di meja makan, yang akan digunakan tersebut. Evanna mengerutkan dahinya bingung. "siapa dia yah?" tanya Evanna kepada ayahnya.

"dia tante Pattie, teman masa SMA ayah, dan sebentar lagi ia akan menjadi calon ibumu nak, kau senang kan? kau akan punya ibu lagi" jawab ayahnya.

"a-aapa yah? ibu baru?" dadanya kembali sesak ketika mendengar pernyataan ayahnya itu. ia tidak menyangka kalau ayahnya ingin menikah lagi.

wanita itupun lalu menoleh kearah Evanna dengan melontarkan senyumannya. "kau sudah pulang nak? sini ikut makan bersama" ucap wanita itu, ramah.

lalu Evanna menatap sinis ke arah wanita itu "tidak tante, saya sudah kenyang" respon Evanna bersikap mengacuhkan ketika mengetahui kalau wanita itu adalah calon ibu tirinya. dan tanpa basa-basi lagi Evanna segera melangkah ke kamarnya sambil mendecak sebal.

iapun membuka pintu kamarnya, lalu menutupnya kembali dengan kasar. iapun segera membanting tubuhnya ke kasur. ia tidak menyangka kalau ayahnya ingin menikah lagi, karena tentu saja bila ayahnya menikah lagi, lama kelamaan ia takut kalau ayahnya melupakan almarhum ibunya itu. ia mengambil barang-barang disekitarnya lalu ia lempar dengan dengan asal. bantal sudah berserakan memberantaki kamarnya, dan tempat tidurnya yang tadi tertata rapih, sekarang berubah menjadi seperti kapal pecah. kepalanya benar-benar pusing, iapun mengobrak-abrik rambutnya. dan tetesan-tetesan air mata mulai menetes menodai pipi cantiknya. ia sepertinya nampak stress dan depresi atas keputusan ayahnya itu. dan ia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa ia tidak setuju kalau mempunyai ibu baru. ia hanya terisak sambil memeluk guling yang terbasahi tetesan-tetesan air matanya.

****

secercah cahaya mentari menelisik masuk dari celah celah jendela. samar-samar terlihat seorang gadis pirang yang sedang terlelap. gadis itupun bergerak kecil karena cahaya yang masuk tepat mengenai kelopak matanya dan membuat tidurnya terganggu.

"nghh.." keadaanya setengah sadar, karena matanya yang mencegahnya untuk membuka, setelah merasakan bahwa hari telah pagi, dengan paksaan ia mencoba membuka kelopak matanya dengan malas. nampaklah sepasang iris matanya nan sebiru samudra itu yang perlahan kian terlihat. setelah sepenuhnya sadar iapun menatap keadaan sekitar, nampak pemandangan yang semeraut dan barang-barang yang berserakan memberantaki kamarnya. ia baru ingat kalau semalam ia membuat kamarnya menjadi seperti ini. lalu iapun segera menatanya kembali dengan rapih.

iapun segera berniat keluar dari kamarnya. iapun mendongkrak pintu kamar yang menghalangi, dan berjalan ke kamar mandi sekedar membasuh muka. sesudah selesai, iapun segera melangkah kembali, pandangannya lurus berniat pergi ke meja makan sekedar mengambil beberapa lembar roti dan susu untuk sarapan pagi ini.

tibalah ia di ruang makan. lagi-lagi pemandangan ini terulang lagi. tante Pattie, wanita kemarin yang ternyata calon ibu barunya itu, terlihat duduk manis bersama ayahnya dimeja makan yang sedang menyantap sarapan bersama ayahnya. ia hanya mendecak sebal, sambil memutarkan bola matanya.

melihat kehadiran Evanna, tante Pattie pun menoleh kearah gadis pirang itu dan tersenyum ramah. "syukurlah nak kau sudah bangun. sini ikut makan bersama" ujar tante Pattie sembari menyiapkan kursi untuk Evanna tersebut.

Evanna kembali mengacuhkannya. dan tanpa mengeluarkan satu katapun gadis itupun segera melanjutkan langkahnya pergi dan bersikap cuek kepada wanita itu dan mengabaikan ajakannya. entah ia masih bingung akan pergi kemana, yang jelas ia sudah tidak betah lagi dirumah karena keberadaan wanita yang bernama Pattie itu.

sontak saja, sang ayah yang melihat sikap tidak sopan anaknya itupun marah. "kau tidak boleh seperti itu Evanna! tolong hargai ucapannya. kau sungguh tidak sopan" ujar ayahnya, agak ketus kepada anaknya yang melangkah pergi itu.

Evanna kembali mengabaikan perkataan ayahnya. tanpa memberhentikan langkahnya, iapun segera pergi keluar dari rumah dan entah kemana ia akan pergi.

ia melangkah lesu menyusuri jalanan raya yang penuh dengan kendaraan yang berlalu lalang. Evanna menyentuh pipinya. sial! tetesan-tetesan air mata lagi-lagi membasahi pipinya lagi. cepat-cepat ia mengusap air matanya dan berkonsentrasi pada jalan. ia kembali teringat masa lalu, disaat tetesan-tetesan cairan bening itu menetes, sebuah pelukan seorang ibu mampu menenangkannya. dan membuat semuanya lebih baik. namun semuanya lenyap menjadi kenangan manis semata. sekarang keputusannya sudah ditentukan, tujuannya kali ini pergi ke makam ibunya, sekedar mengeluarkan segala keluh kesah dan kegundahannya.

***

ia kembali meratapi batu nisan ibunya. kata-kata ayahnya masih terngiang dalam pikirannya bahwa ia akan mendapatkan ibu baru lagi. pikirannya sungguh depresi saat ini. ia hanya bisa bergumam pada kuburan ibunya, mengeluarkan semua curhatan isi hatinya.

"kau datang lebih awal, dari yang kupikirkan"

terengar suara seseorang pria yang sepertinya tidak asing lagi. si empunya suara itupun segera memposisikan dirinya duduk disamping Evanna. dihadapan makam ibu gadis itu.

"selamat pagi Evanna" sapa pria yang itu yang sudah berada disamping Evanna. dengan lengkungan senyuman yang ia sunggingkan.

Evanna tidak menjawab apapun kepada pria yang kemarin, yang bernama Justin itu. Ia benar-benar kecewa. Ia kecewa dengan semuanya, terutama ayahnya. Ia benar-benar merasa tidak di cintai lagi. Tangisnya pecah seketika. Justin yang melihat gadis disebelahnya itu merasa iba.

Justin langsung memeluk Evanna yang sedang menangis dan mengelus kepala Evanna pelan. "Semuanya akan baik-baik saja," Kata Justin mencoba menenangkan Evanna. entah, perasaanya menjadi tenang dalam dekapan hangat pria itu. tangisnya tersiak, dalam belaian lembut pria yang belum lama dikenalnya itu.

Cukup lama mereka berada di posisi seperti itu. Setelah tangisnya mereda, Evanna mengangkat kepalanya dan menjauhkan dirinya yang sedari tadi dalam dekapan hangat Justin.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Justin lembut seraya mengusap lembut tetesan air mata yang menodai pipi cantik Evanna.

senyum Evanna kembali mengembang, melengkung diujung bbir mungilnya. "Justin, terimakasih kau membuat semuanya lebih baik"

Justin tersenyum, lalu mengangguk pelan. "gadis cantik sepertimu memang tidak sepantasnya menangis, kau harus tetap tersenyum, Evanna"

senyum tawapun hadir ditengah tengah mereka. pelukan hangat pria itu mampu melunturkan kesedihan gadis pirang yang bernama Evanna itu, senyumnya kembali hadir dengan lukisan rona merah, terhias menghiasi pipinya.

tu be continyuu~
masih ada lanjutannya..

gaje yah?-_-''


evanna._.
evanna._.
evanna (lagi)
evanna (lagi)
justin *_*
justin *_*
mom pattie :)) *calonmertuamimin* plakk xD
mom pattie :)) 
18 Agustus 2013 pukul 15:27
Author : Alvina Alicia
Title : As Long As You Love Me
Genre : Romance, angst, sad
Pairing :  Rose Hearfilia  &  Justin Drew Bieber
Rate : kasih T aja deh
warning : maybe OCC, typo(s) *maklum keyboardnya rada2-_-* , gaje, abal-abal, EYD yang amburadul, penempatan tanda baca yang asal-asalan *maklumauthorbaru*

okelah happy Reading^^

 

***
“As long as you love me
We could be starving,
we could be homeless, we could be broke
As long as you love meI'll be your platinum,
I'll be your silver,
I'll be your gold
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me..”

Dentingan piano mengalun lembut, menguap diantara kesunyian malam. Secercah cahaya bulan menelisik masuk bersama sang angin yang mendesir dari jendela yang dibiarkan terbuka. Gadis itu menutup matanya meresapi setiap detingan piano yang seolah menggambarkan isi hatinya selama ini. dengan penuh penghayatan, gadis itu menyenandungkan lagu as long as you love me, lagu yang selalu dinyanyikannya bersama Justin.

ia menghentikan permainan pianonya, ketika nama itu kembali teringat dalam memorynya. tiba-tiba cairan bening mengalir membasahi pelupuk matanya. kenyataan memang begitu kejam membangunkannya dalam mimpi indah. Dia tidak dibenarkan untuk memilih. Karena semuanya sudah jelas, perasaan yang dimilikinya adalah kesalahan yang terindah.

ia masih mengingat betul saat Justin, sebuah nama. satu nama yang memiliki banyak makna. sebuah nama yang merangkulnya dari lingkaran kesepian, dan mengubahnya menjadi senyum keceriaan. dan dimana hari petaka itu tiba, Justin meninggalkannya atas kehendak orang tuanya yang terlalu ambisi ingin menjadikan Justin, anaknya itu menjadi super star. gadis pirang yang bernama Rose itu hanya bisa menyentuhnya dari balik layar kaca. sesekali cairan hangat mengalir membasahi pipi cantiknya.

kisah ini dimulai saat musim semi, dimana saat Justin, pria yang pernah mengisi relung hatinya, dan suatu ketika pria itu meninggalkannya.

FLASHBACK


seorang gadis pirang tergerai tengah duduk terdiam sambil memeluk lututnya di tepi danau, tempat tenang dan damai yang menjadi tempat favoritnya dan Justin, yang saat itu sedang menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dan Justin saat itu belum menjadi sang super star. nampaknya gadis bernama Rose itu sudah terlihat bosan. sesekali ia melempar batu-batu kerikil kecil ke danau sekedar menghibur diri karena pria yang pujaan hatinya itu belum kunjung datang.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba terdengar derup langkah seseorang, dan sepertinya semakin mendekat. Rose yang merasakan akan kehadiran seseorangpun sontak menolehkan kepalanya kebelakang, sekedar memastikan siapa yang datang itu.

Nampak seorang pria berambut kelam, dengan balutan jaket hitam dengan bercelana jeans menghampirinya. senyum gadis yang bernama Rose itu mengembang. pria yang sedari tadi ditunggunya akhirnya datang juga. Rosepun dengan segera bangkit dan langsung memeluk Justin, kekasihnya itu.

"justiiiiinnn..." dengan erat Rose memeluk tubuh kekasihnya itu.

Tetapi Justin hanya diam saja, tanpa membalas pelukan kekasihnya itu. ia nampak murung dan hanya tertunduk lesu.

"mmm.. Justin, kau baik-baik saja?" tanya Rose, yang masih mendekap kekasihnya itu.

Justin hanya menggeleng lesu, lalu melepaskan pelukan kekasihnya itu.

"justiiinn.. sebenarnya apa yang terjadi?! kau bukan yang biasanya Justin!" Rose menggoyang-goyangkan pundak Justin, raut wajah kecewa tergambar jelas diwajah cantik gadis itu melihat tingkah aneh kekasihnya itu.

"shuttt.." Justin mendaratkan bibirnya dengan lembut ke bibir Rose, berusaha menenangkan hati kekasihnya itu. sontak saja membuat Rose terkejut. dan 10 detik kehangatan itu terjadi, Justinpun melepaskannya lagi.

"Justin?" batin Rose terus bertanya-tanya sepertinya suatu firasat buruk akan terjadi.

"Rose, aku akan pergi"  ucap Justin yang masih tertunduk lesu.

"pergi? apa maksudnya Justin?" Rose kembali menggoyang-goyangkan pundak Justin. matanya terlihat terkaca-kaca.

"aku akan pindah ke london, seorang produser telah memintaku untuk menjadikanku artis terkenal, Rose" ucap Justin, lirih.

"kau akan pergi? Justin?" air mata yang sedari tadi dibendung akhirnya tertumpahkan. tetesan-tetesan cairan bening kian mengalir dari pelupuk matanya, membasahi pipi cantiknya.

"kau tidak boleh menangis, aku janji, aku akan kembali lagi untuk melamarmu, Rose" Justin mengenggam tangan kekasihnya itu. lalu dengan lembut ia mengusap air mata yang menodai pipi cantik kekasihnya itu.

"kau janji? Justin" ucap Rose, lirih.

Justin mengangguk pelan dengan lengkungan senyum terlukis di bibirnya. "sekarang aku harus pergi ya, jaga dirimu baik-baik" Justinpun kian melepaskan genggaman tangannya. dan mulai beranjak pergi dengan linangan air mata. dengan langkah yang berat iapun meninggalkan kekasihnya sendirian.

"Justin?" apalah daya, Rose hanya bisa terdiam memandang lirih kekasihnyanya itu, sampai jejaknya hilang menjauh.

END FLASHBACK

kini, sudah 4 tahun semenjak Justin meninggalkannya. dan kini Justin sudah menjadi seorang artis internasional. Rose hanya bisa memandang lirih kekasihnya itu dari balik layar semu, batinya menjerit memanggil-manggil nama Justin. entah, Justin tidak pernah memberi kabar keadaanya lagi kepada Rose. tapi Rose percaya, kekuatan cinta pasti akan mempertemukan mereka lagi, dengan jalannya sendiri.

Rose kembali memainkan jemarinya, dengan penuh penghayatan ia menekan lembut setiap tuts piano, sembari bersenandung lagi lagu as long as you love me, ia mencoba merasakan kembali seolah-olah kehadiran Justin disisinya.

"As long as you love me
We could be starving,
we could be homeless, we could be broke
As long as you love meI'll be your platinum,
I'll be your silver
I'll.."

"I'll be Your Gold"

DEP
Suara seorang pria sontak membuat Rose terkejut, dan membuat Rose menghentikan permainan pianonya. suara itu, suara hangat itu. tiba-tiba sebuah nama tergambar dipikirannya. "Justin?" batin Rose terus bertanya-tanya. Rose menghempaskan nafas berat dan menggeleng. "tidak, Justin sudah pergi Rose, jangan kau mengingat nama itu lagi" Rose bergumam kepada dirinya sendiri.

"Rose, ini aku. aku sudah kembali"

lagi-lagi suara hangat itu terdengar lagi. Rose sempat terkejut. dan dengan gerakan yang lambat iapun memutar kepalanya kebelakang, sekedar memastikan. dan benar saja, nampak seorang pria berambut gelap yang sedang berdiri tepat dibelakangnya dengan membawa setangkai mawar.

"Justin? kau sudah kembali? ohh justiiiiinnn ..." senyum Rose mengembang, matanya berbinar ia sungguh tak kuasa, akhirnya takdir cinta mempertemukan mereka lagi. dengan segera Rose memeluk erat tubuh kekasihnya itu. Justinpun membalas pelukan kekasihnya itu dengan hangat.

"aku pasti akan kembali Rose" dengan lembut Justin membelai rambut Rose, yang masih dalam dekapannya itu.

pelukan hangat Justin mampu mengalahkan hembusan dingin angin malam. suasana romantispun semakin terasa, membelai lembut diantara kesunyian malam. kini kerinduannya telah terobati, karena sang pemilik hati telah kembali.

"emm.. Justin, aku ingin bertanya kepadamu. apakah kau.. mm.. sudah menikah?" tanya Rose, yang masih dalam dekapan Justin.

Justin tersenyum tipis. "aku.. mmm.. aku.. sudah .." ucapan Justin tergantung.

"Justin jadi kau sudah menikah? ohh selamat Justin, mengapa kau tidak membawa istrimu sekalian?" mendengar pernyataan itu, Rose tersenyum lirih.

"aku belum selesai bicara, Rose. maksudku, aku sudah menyiapkan upacara pernikahan untuk seorang wanita bernama Rose, dan saat ini sedang dalam pelukanku" Justin lalu melepaskan pelukannya lalu berlutut didepan Rose. dan iapun merogoh kantung bajunya, dan mengambil sebuah cincin. "Rose, will you marry me?" ucap Justin  yang sudah siap dengan cincinnya itu.

air mata Rose berlinang, ia sungguh tak kuasa. ia 
menangis haru, tangisan yang menandakan kebahagiaan atas apa yang ia rasakan hari ini. Rosepun mengangguk pelan. "yes, I Will, Justin"

senyum Justin mengembang, dan Justinpun segera menyematkan sebuah cincin bermata berlian nan berkilau ke jemari manis kekasihnya itu.

dan kini mereka tersatukan kembali karena takdir cinta yang memutuskan mereka untuk bersama. merekapun kini telah siap untuk membuka lembaran baru bersama dan menjalani hidup bersama selamanya.

- END -

Genre

Adventure
Genre pada fanfic yang bercerita tentang petualangan

Angst
Genre pada fanfic yang ceritanya sedih, menceritakan tentang kesedihan dan siksaan secara emosional

Crime
Genre pada fanfic yang menceritakan tentang prilaku kriminal si tokoh

Drama
Genre pada fanfic yang berkisah tentang kehidupan yang penuh drama

Family
Genre pada fanfic yang menceritakan tentang kehidupan si tokoh dan keluarganya

Fantasy
Genre pada fanfic yang berisi hal-hal yang hanya ada di khayalan seperti sihir, monster,  naga, dewa, dll

Friendship
Genre pada fanfic yang menceritakan tentang kehidupan si tokoh dan teman-temannya, persahabatan si tokoh, dll

General
Genre pada fanfic yang umum seperti cerita kehidupan sehari-hari 

Horror
Genre pada fanfic yang menakutkan, menceritakan tentang hal-hal seram

Humor
Genre pada fanfic yang lucu

Hurt/Comfort
Genre pada fanfic yang sedih

Mystery
Genre pada fanfic yang penuh misteri seperti cerita detektif

Parody
Genre pada fanfic plesetan

Poetry
Genre pada fanfic yang berisi puisi

Romance
Genre pada fanfic yang berkisah tentang perjalanan cinta si tokoh

Sci-fi
Genre pada fanfic yang menceritakan tentang dunia yang sudah maju sciene dan teknologinya, biasanya mengambil seting di masa depan

Spiritual
Genre pada fanfic yang mengangkat hubungan antara si tokoh dengan Tuhan

Supernatural
Genre pada fanfic yang menceritakan tentang dunia supernatural, dunia gaib, dunia mistis

Suspense
Genre pada fanfic yang ceritanya menegangkan, bikin dag-dig-dug gak karuan

Tragedy
Genre pada fanfic yang menceritakan tentang tragedi yang menimpa si tokoh utama

Western
Genre pada fanfic yang bertema 'west', mungkin dengan koboi dan kuda di dalamnya

#just share
thanks for http://worldisnyappy.blogspot.com
RATING
K
K for Kids, fanfic bergenre ini sama sekali tidak mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, sex, drugs, dan lainnya, pokoknya aman untuk dibaca anak-anak

K+
Fanfic bergenre  K+ tidak jauh berbeda dengan yang bergenre K, hanya mengandung sedikit (sangat sedikit) kata-kata kasar/adegan kasar ringan

T
T for Teen, fanfic bergenre ini untuk usia 13+, mungkin menganadung beberapa kata kasar, unsur kekerasan, adegan mesra, atau apapun itu, masih bisa ditoleransi dan belum parah

M 
M for Mature, fanfic bergenre ini merupakan Adult fic.
Mengandung adegan kekerasan, sex, Drug, sadisme, atau hal-hal lain yang hanya pantas dibaca oleh reader berusia 17+
Sejarah fan fiction tidak diketahui dengan pasti. Wikipedia menjelaskan, sebelum sekitar tahun 1965, istilah fan fiction digunakan dalam science-fiction-fandom (SF Fandom). Yaitu, sebuah komunitas atau fandom yang secara aktif tertarik pada fiksi ilmiah dan fantasi serta kontak satu sama lain didasarkan pada ketertarikan itu. Istilah fan fiction dalam SF-fandom­ telah digunakan untuk menunjuk sebuah keaslian walaupun amatir, karya fiksi ilmiah yang diterbitkan dalam science fiction fanzines (sebuah majalah amatir atau semi-profesional yang diterbitkan oleh SF-fandom dari 1930-an sampai sekarang) sebagaimana dibedakan dari fiksi yang profesional diterbitkan oleh penulis profesional, atau fiksi tentang penggemar danfandom.
Namun, fenomena modern fan fiction sebagai ungkapan fandom dan interaksi fandipopulerkan dan ditetapkan melalui Star Trek-fandom dan fanzines (fan-magazines) mereka dipublikasikan pada tahun 1960.
Fan fiction telah menjadi lebih populer dan luas sejak munculnya World Wide Web. Menurut sebuah perkiraan, fan fiction terdiri sepertiga dari semua konten buku-buku di web. Selainfanzines tradisional dan konvensi, grup mailing list juga didirikan untuk penggemar fiksi maupun diskusi fan.
Pada tahun 1998, sebuah situs untuk mem-publish fan fiction didirikan, yaitu: fanfiction.net (biasa juga disebut FFN). Kemampuannya meng­-hosting cerita, pengarsipan yang tertata, dan registrasi yang mudah membuat situs ini memiliki banyak users yang mem-publish ceritanya dalam berbagai bahasa. Situs inilah yang hingga sekarang menjadi tempat online para fansmeng-upload cerita fiksi mereka dan secara luas telah dianggap sebagai pengarsipan fan fiction online yang terbesar dan terpopuler. Situs lain yang juga terkenal adalah LiveJournal yang memiliki author (penulis fan fiction) dengan gaya bahasa porfesional.
Tren yang sama yang terjadi di Jepang juga muncul sekaitar tahun 1960-an dan 1970-an. Dimana secara independen diterbitkan manga dan novel yang dikenal sebagai dojinshi (kanji: doujinshi, istilah Jepang untuk menerbitkan sendiri karyanya) sering diterbitkan oleh kalangan doujin (kalangan yang menerbitkan sendiri karyanya). Banyak dari doujinshi didasarkan pada manga, anime, dan video game. Penulis manga seperti Shotaro Ishinomori (seniman manga yang terkenal dengan karya Cyborg 009-nya) dan Fujiko Fujio (nama pena dari dua penulis manga dan anime populer Doraemon: Fujimoto Hiroshi dan Abiko Motoo) membentuk kelompok doujin seperti Fujio’s New Manga Party. Pada saat ini kelompok doujin digunakan oleh seniman untuk membuat debut profesional.
#Just share
.
,