18 Agustus 2013 pukul 15:27
Author : Alvina Alicia
Title : As Long As You Love Me
Genre : Romance, angst, sad
Pairing :  Rose Hearfilia  &  Justin Drew Bieber
Rate : kasih T aja deh
warning : maybe OCC, typo(s) *maklum keyboardnya rada2-_-* , gaje, abal-abal, EYD yang amburadul, penempatan tanda baca yang asal-asalan *maklumauthorbaru*

okelah happy Reading^^

 

***
“As long as you love me
We could be starving,
we could be homeless, we could be broke
As long as you love meI'll be your platinum,
I'll be your silver,
I'll be your gold
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me
As long as you lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-lo-love me..”

Dentingan piano mengalun lembut, menguap diantara kesunyian malam. Secercah cahaya bulan menelisik masuk bersama sang angin yang mendesir dari jendela yang dibiarkan terbuka. Gadis itu menutup matanya meresapi setiap detingan piano yang seolah menggambarkan isi hatinya selama ini. dengan penuh penghayatan, gadis itu menyenandungkan lagu as long as you love me, lagu yang selalu dinyanyikannya bersama Justin.

ia menghentikan permainan pianonya, ketika nama itu kembali teringat dalam memorynya. tiba-tiba cairan bening mengalir membasahi pelupuk matanya. kenyataan memang begitu kejam membangunkannya dalam mimpi indah. Dia tidak dibenarkan untuk memilih. Karena semuanya sudah jelas, perasaan yang dimilikinya adalah kesalahan yang terindah.

ia masih mengingat betul saat Justin, sebuah nama. satu nama yang memiliki banyak makna. sebuah nama yang merangkulnya dari lingkaran kesepian, dan mengubahnya menjadi senyum keceriaan. dan dimana hari petaka itu tiba, Justin meninggalkannya atas kehendak orang tuanya yang terlalu ambisi ingin menjadikan Justin, anaknya itu menjadi super star. gadis pirang yang bernama Rose itu hanya bisa menyentuhnya dari balik layar kaca. sesekali cairan hangat mengalir membasahi pipi cantiknya.

kisah ini dimulai saat musim semi, dimana saat Justin, pria yang pernah mengisi relung hatinya, dan suatu ketika pria itu meninggalkannya.

FLASHBACK


seorang gadis pirang tergerai tengah duduk terdiam sambil memeluk lututnya di tepi danau, tempat tenang dan damai yang menjadi tempat favoritnya dan Justin, yang saat itu sedang menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dan Justin saat itu belum menjadi sang super star. nampaknya gadis bernama Rose itu sudah terlihat bosan. sesekali ia melempar batu-batu kerikil kecil ke danau sekedar menghibur diri karena pria yang pujaan hatinya itu belum kunjung datang.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba terdengar derup langkah seseorang, dan sepertinya semakin mendekat. Rose yang merasakan akan kehadiran seseorangpun sontak menolehkan kepalanya kebelakang, sekedar memastikan siapa yang datang itu.

Nampak seorang pria berambut kelam, dengan balutan jaket hitam dengan bercelana jeans menghampirinya. senyum gadis yang bernama Rose itu mengembang. pria yang sedari tadi ditunggunya akhirnya datang juga. Rosepun dengan segera bangkit dan langsung memeluk Justin, kekasihnya itu.

"justiiiiinnn..." dengan erat Rose memeluk tubuh kekasihnya itu.

Tetapi Justin hanya diam saja, tanpa membalas pelukan kekasihnya itu. ia nampak murung dan hanya tertunduk lesu.

"mmm.. Justin, kau baik-baik saja?" tanya Rose, yang masih mendekap kekasihnya itu.

Justin hanya menggeleng lesu, lalu melepaskan pelukan kekasihnya itu.

"justiiinn.. sebenarnya apa yang terjadi?! kau bukan yang biasanya Justin!" Rose menggoyang-goyangkan pundak Justin, raut wajah kecewa tergambar jelas diwajah cantik gadis itu melihat tingkah aneh kekasihnya itu.

"shuttt.." Justin mendaratkan bibirnya dengan lembut ke bibir Rose, berusaha menenangkan hati kekasihnya itu. sontak saja membuat Rose terkejut. dan 10 detik kehangatan itu terjadi, Justinpun melepaskannya lagi.

"Justin?" batin Rose terus bertanya-tanya sepertinya suatu firasat buruk akan terjadi.

"Rose, aku akan pergi"  ucap Justin yang masih tertunduk lesu.

"pergi? apa maksudnya Justin?" Rose kembali menggoyang-goyangkan pundak Justin. matanya terlihat terkaca-kaca.

"aku akan pindah ke london, seorang produser telah memintaku untuk menjadikanku artis terkenal, Rose" ucap Justin, lirih.

"kau akan pergi? Justin?" air mata yang sedari tadi dibendung akhirnya tertumpahkan. tetesan-tetesan cairan bening kian mengalir dari pelupuk matanya, membasahi pipi cantiknya.

"kau tidak boleh menangis, aku janji, aku akan kembali lagi untuk melamarmu, Rose" Justin mengenggam tangan kekasihnya itu. lalu dengan lembut ia mengusap air mata yang menodai pipi cantik kekasihnya itu.

"kau janji? Justin" ucap Rose, lirih.

Justin mengangguk pelan dengan lengkungan senyum terlukis di bibirnya. "sekarang aku harus pergi ya, jaga dirimu baik-baik" Justinpun kian melepaskan genggaman tangannya. dan mulai beranjak pergi dengan linangan air mata. dengan langkah yang berat iapun meninggalkan kekasihnya sendirian.

"Justin?" apalah daya, Rose hanya bisa terdiam memandang lirih kekasihnyanya itu, sampai jejaknya hilang menjauh.

END FLASHBACK

kini, sudah 4 tahun semenjak Justin meninggalkannya. dan kini Justin sudah menjadi seorang artis internasional. Rose hanya bisa memandang lirih kekasihnya itu dari balik layar semu, batinya menjerit memanggil-manggil nama Justin. entah, Justin tidak pernah memberi kabar keadaanya lagi kepada Rose. tapi Rose percaya, kekuatan cinta pasti akan mempertemukan mereka lagi, dengan jalannya sendiri.

Rose kembali memainkan jemarinya, dengan penuh penghayatan ia menekan lembut setiap tuts piano, sembari bersenandung lagi lagu as long as you love me, ia mencoba merasakan kembali seolah-olah kehadiran Justin disisinya.

"As long as you love me
We could be starving,
we could be homeless, we could be broke
As long as you love meI'll be your platinum,
I'll be your silver
I'll.."

"I'll be Your Gold"

DEP
Suara seorang pria sontak membuat Rose terkejut, dan membuat Rose menghentikan permainan pianonya. suara itu, suara hangat itu. tiba-tiba sebuah nama tergambar dipikirannya. "Justin?" batin Rose terus bertanya-tanya. Rose menghempaskan nafas berat dan menggeleng. "tidak, Justin sudah pergi Rose, jangan kau mengingat nama itu lagi" Rose bergumam kepada dirinya sendiri.

"Rose, ini aku. aku sudah kembali"

lagi-lagi suara hangat itu terdengar lagi. Rose sempat terkejut. dan dengan gerakan yang lambat iapun memutar kepalanya kebelakang, sekedar memastikan. dan benar saja, nampak seorang pria berambut gelap yang sedang berdiri tepat dibelakangnya dengan membawa setangkai mawar.

"Justin? kau sudah kembali? ohh justiiiiinnn ..." senyum Rose mengembang, matanya berbinar ia sungguh tak kuasa, akhirnya takdir cinta mempertemukan mereka lagi. dengan segera Rose memeluk erat tubuh kekasihnya itu. Justinpun membalas pelukan kekasihnya itu dengan hangat.

"aku pasti akan kembali Rose" dengan lembut Justin membelai rambut Rose, yang masih dalam dekapannya itu.

pelukan hangat Justin mampu mengalahkan hembusan dingin angin malam. suasana romantispun semakin terasa, membelai lembut diantara kesunyian malam. kini kerinduannya telah terobati, karena sang pemilik hati telah kembali.

"emm.. Justin, aku ingin bertanya kepadamu. apakah kau.. mm.. sudah menikah?" tanya Rose, yang masih dalam dekapan Justin.

Justin tersenyum tipis. "aku.. mmm.. aku.. sudah .." ucapan Justin tergantung.

"Justin jadi kau sudah menikah? ohh selamat Justin, mengapa kau tidak membawa istrimu sekalian?" mendengar pernyataan itu, Rose tersenyum lirih.

"aku belum selesai bicara, Rose. maksudku, aku sudah menyiapkan upacara pernikahan untuk seorang wanita bernama Rose, dan saat ini sedang dalam pelukanku" Justin lalu melepaskan pelukannya lalu berlutut didepan Rose. dan iapun merogoh kantung bajunya, dan mengambil sebuah cincin. "Rose, will you marry me?" ucap Justin  yang sudah siap dengan cincinnya itu.

air mata Rose berlinang, ia sungguh tak kuasa. ia 
menangis haru, tangisan yang menandakan kebahagiaan atas apa yang ia rasakan hari ini. Rosepun mengangguk pelan. "yes, I Will, Justin"

senyum Justin mengembang, dan Justinpun segera menyematkan sebuah cincin bermata berlian nan berkilau ke jemari manis kekasihnya itu.

dan kini mereka tersatukan kembali karena takdir cinta yang memutuskan mereka untuk bersama. merekapun kini telah siap untuk membuka lembaran baru bersama dan menjalani hidup bersama selamanya.

- END -

0 komentar:

Posting Komentar

.
,