Author : ****** #takutdisantetpakedeathnote xD *Wakakakk..apaini-.-''
Title : I'll Be The Prince, and You'll Be My Princess
Genre : romance sih pasti, tapi apalagi yaa-.-a ahh bingung.. yahh sudahlah abaikan(?)-_-''
Warning!! : saya gk bilang kalau ff ini bagus, saya gk ngomong klo ff ini nyambung, dan saya gk menjamin kalau ff ini seru 

A/N : Haiiii kembali lagi bersama saya dan ff gaje saya , seperti biasa ini paling seneng banget deh bikin oneshoot --'' . yasudalahh .. don't like? don't read! -.-

***

         Dengan sekuat tenaganya gadis itu berusaha lari ditengah belantara hutan yang dikelilingi pepohonan rindang. walau dengan langkah gontai dengan luka-luka yang cukup serius, karena suatu luka cakaran binatang berkuku tajam mencakar parah tubuh bagian punggungnya. ia menggapai udara, langkahnya terhenti ketika merasakan tubuhnya sudah tak kuat lagi berlari. nafasnya masih terhela-hela. peluhnya kian menetes. ia menoleh ke belakang berharap sekelompok srigala yang ingin memangsanya itu secepatnya menghilang.

DRAPP .. DRAP .. DRAP..
namun sial!, kawanan kawanan srigala  itu semakin mendekat dan dekat. jantungnya kini semakin berdegup kencang mengingat kini tubuhnya sudah semakin lemah untuk berusaha kabur. ia berusaha sekuat tenaga menggerakan kakinya, ia berusaha sangat keras, keringatnya kian mengucur deras. namun sayang, perjuangannya sia-sia ia malah terjatuh di tanah saking sudah tak sanggup lagi melarika diri dan sekuat tenaga bangkit namun berkali-kali ia berusaha, berkali-kali juga dia gagal.

mengingat kenyataan semakin terdesak, ia memandang sekitar dengan panik berharap ada seseorang yang mau menolongnya. namun sial! mana ada orang yang mau masuk ke hutan berbahaya seperti ini.  gadis itu kian sudah pasrah. iapun memejamkan matanya ia tak tau apa lagi yang ingin ia perbuat. titik-titik air mata mulai membasahi pipi cantinya.

"enggg.. enggg.."

DEG
ia membuka matanya kembali dan iapun mendapati srigala yang sudah didepan mata siap mencabik-cabik bahkan merobek kulitnya. kian dekat dan mendekat.

kini telah sampailah pucak kepanikan. gadis itu ia merasakan jantungnya kian berdegup kencang dibandingkan sebelumnya. "ya tuhan apa yang harus ku perbuat" batinnya mulai menjerit. binatang ganas itu semakin dekat, dekat, sangat dekat, dan ...

TO BE CONTINUED YEYEEE.. \(^o^)/ *Ditimpukinreaders-_-'' oke oke lanjut lagi..

JLEB..
tiba-tiba..
sebuah anak panah melesat tepat mengenai tubuh srigala yang sudah siap mencabik-cabik tubuh gadis itu dan alhasil srigala itupun mati, dan selamat lah sudah nyawa seorang gadis yang berambut pirang itu. gadis itu menghela nafasnya lega dan melihat pemandangan itu gadis itupun mengerutkan dahinya, bingung. "siapa yang melesatkan anak panah itu?" ia memandang sekeliling hutan penuh selidik berharap menemukan seseorang yang menolongnya itu.

"apakah ada yang terluka" suara seorang pria tiba-tiba mengejutkan gadis itu. gadis itupun menoleh ke asal suara. dan iapun menemukan sesosok pria yang menunggangi kuda berada dibelakangnya.

"hah? siapa kau?" gadis itu mengangkat sebelah alisnya, bingung.

"aku yang melesatkan anak panah itu. aku tidak mengira-" ucap pria yang menunggangi kuda coklat itu sembari turun dari kudanya. "wanita sepertimu bisa ada ditengah hutan seperti ini" lanjutnya.

"oohh terimakasih, namaku Stylina, siapa namamu?" tanya gadis itu.

"namaku, Harry Styles you can call me Harry." jawab pria itu yang ternyata bernama Harry yang langsung memposisikan dirinya duduk disamping gadis berambut pirang yang bernama Stylina itu.

lalu pandangannya tersorot pada luka cakaran yang berada dipunggung Stylina  "eehh parah sekali lukamu, sini biar aku obatin" dengan segera, Harry langsung merogoh sebotol obat luka dari dalam tasnya dan meneteskannya ke punggung Stylina itu dan membalutkannya dengan kain.

Stylina hanya menatap pria itu dengan tatapan kagum. "siapa pria ini? sungguh pria yang baik yang pernah ku kenal" batin Stylina dalam hati yang masih memandang lembut pria yang sedang mengobati lukanya itu.

"nahh sudah selesai, lebih baik buk..?" ucap Harry menoleh ke arah Stylina ucapannya tergantung ketika melihat Stylina menatapnya dengan tatapan aneh. "mm.. hey nona, mengapa kau melihatku dengan tatapan seperti itu" lanjutnya.

"oo-oh ti-tidak ada apa-apa hehe terimakasih sudah menyelamatkanku dan juga mengobati lukaku" Stylina tersadar, iapun menjawabnya gugup sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Harry hanya mengangguk pelan menandakan iya

langitpunpun perlahan kian gelap, warna oranye kian menghiasi langit. senja seakan hadir melahap cahaya mentari.

Harry meemandang keatas langit "yoshh .. sepertinya langit sudah gelap, kau akan ku antarkan pulang?" ucapnya sambil berdiri dan siap menunggangi kudanya.

"oohh tidak terimakasih, aku tidak memiliki rumah, rumahku telah dilalap api maka dari itu aku pergi ke hutan ini untuk mencari tempat tinggal" Stylina menunduk murung.

mendengar pernyataan memilukan itu, Harry pun membatalkan niatnya untuk pergi "haii jangan sedih, kalau kau tidak keberatan aku bisa menemanimu disini"

"be-narkah itu, Harry?" tanyanya bersemangat. Harry pun mengangguk pelan menandakan iya.

.

.

Harry dan Stylina terbaring ditengah langit berbintang, walau langit malam pekat oleh warna hitam, tetapi masih terlihat jelas titik-titik bercahaya itu.

"mm.. Stylina, orang tuamu memangnya kemana" ucap Harry menoleh kepada Stylina yang tengah terbaring disebelahnya.

Stylinapun menoleh ke arah Harry "orang tua ku? orang tuaku sudah meninggal karena tidak selamat pas kebakaran waktu itu" wajah Stylina murung lagi.

melihat raut wajah gadis yang terbaring disebelahnya itu murung, Harry pun menggenggam jari lentik Stylina, sontak saja Stylinapun terkejut.

"Stylina, coba kau rasakan kehangatan genggaman ini, dan janganlah kau sedih lagi oke, aku akan selalu disampingmu, dan pejamkanlah matamu" Harry menggenggam erat jari Stylina dengan senyuman khas yang ia sunggingkan.

"Harry?" mata Stylina berkaca-kaca, ia sungguh terharu ternyata ada juga orang yang perhatian padanya. lalu gadis itupun segera memejamkan matanya dengan menghayati kehangatan genggaman lembut Harry sampai ia tertidur lelap.

.

.


sinar mentari menelisik masuk di celah-celah dedaunan. Dengan kedua kelopak mata yang tertutup, tanpa sadar mereka tengah merangkul satu sama lain.
Pemuda dengan rambut hitam yang mengenakan kaus berwarna hitam itu merangkul pinggang gadis kecil berambut hitam panjang yang berada dalam dekapannya. Sementara gadis kecil itu makin mengeratkan genggamannya pada kaus pemuda di hadapannya.

Sinar mentari yang mengintip dari celah-celah dedaunan Dan cahaya yang tanpa sengaja menerangi wajah manis gadis berambut pirang itu membuat si pemilik sedikit terganggu, ia makin memejamkan kelopak matanya guna mengurangi sinar tersebut.

Namun usahanya belum selesai, ia menenggelamkan kepalanya ke dalam dekapan pemuda berambut hitam itu. Merasa usahanya sia-sia, ia mencoba untuk membuka kedua kelopak matanya dengan terpaksa.
Sementara matanya yang masih menolak untuk membuka karena kantuk yang dialaminya. Dengan sedikit paksaan, ia membuka kelopak matanya serentak, menampilkan dua manik berwarna merah bak ruby yang bersinar.

setelah sepenuhnya ia benar-benar bangun dari tidurnya, sontak saja gadis itupun terkejut ketika mendapati dirinya bangun dengan posisi seperti ini dan semburat merah tergambar jelas diwajahnya.

Ia masih berada di dalam dekapan pemuda yang lebih tua satu tahun darinya itu, dan ia tidak berniat untuk segera beranjak, yang pasti akan membuat pemuda di hadapannya sedikit terkejut dengan gerakannya yang tiba-tiba.

Dengan gerakan yang lambat, ia mulai melepaskan genggamannya pada kaus pemuda itu, tidak berniat untuk mengganggu bunga tidurnya.

setelah lepas dari genggaman Harry Stylinapun segera beranjak bangkit dan melangkahkan kakinya hanya untuk mencari sumber air untuk sekedar mencuci mukanya.

ia melihat pantulan dirinya dalam air sungai yang jernih, ia masih memikirkan kejadian tadi, entah mengapa setiap tatapan lembut, genggaman hangat, dan kata-katanya selalu membuat jantung Stylina berdegup kencang, ia masih memungkiri kalau rasa yang kian tumbuh itu adalah cinta.

"good morning Stylina" suara seorang pria membuyarkan lamunan gadis itu dan sontak saja membuat Stylina menoleh.

"e-eeh pagi juga Harry, kenapa kau tau aku ada di sungai ini" Stylina mengerutkan dahinya.

"tidak, hanya saja aku kebetulan ingin membasuh muka ke sungai eh ternyata kebetulan juga kamu ada disini" Harry langsung memposisikan dirinya duduk disebelah Stylina di hamparan tepi sungai

"oohh, oiya Harry, rasanya aku kagum dengan kehebatanmu memanah, kau bisa mengajariku?" ucap Stylina menoleh ke arah Harry yang sudah disebelahnya.

"memanah ya? oke" Baru saja Harry duduk, Harry langsung beranjak bangkit lagi, lalu mengulurkan tangannya kepada Stylina. Stylinapun menggapai uluran tangan Harry berniat membantu Stylina Berdiri dan lalu beranjak bangkit.

Harrypun segera mengambil busur dan anak panahnyd dan menyiapkannya.

"Luruskan lenganmu, dan tarik anak panahmu jauh ke belakang," Kata Harry memberi intruksi cara memanah yang benar kepada Stylina. Harry lalu memperhatikan Stylina yang sedang mengubah posisi tangannya. Ia lalu menggeleng pelan.

"bukan seperti itu. Pegang dengan cara seperti ini," Kata Harry sambil menunjukkan cara memegang busurnya kepada Stylina. Ia memegang tangan Stylina  yang masih berada pada busur tersebut. Salah satu tangannya memegang tangan Stylina yang menarik anak panah.

DEG
 Jantungnya hampir saja meloncat saking terkejutnya. Ia berusaha sebisa mungkin menutupi rona merah tipis di wajahnya. Walaupun ini bukan untuk pertama kalinya ia di sentuh oleh pria, namun entah mengapa jantungnya kali ini berdetak lebih cepat. Stylinapun benar-benar gugup, dan tidak bisa memungkiri rona merah terpampang jelas diwajahnya. setelah diarahkan bagaimana cara memanah yang benar, Stylinapun segera menarik anak panahnya dan "yeeeeeeeeeeeee.." anak panahnya tepat mengenai sasaran, Stylina meloncat-loncat girang. Harry hanya tertawa kecil.

Stylina lalu beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang. Ia tidak dapat memungkiri bahwa sekarang ia sudah sangat lelah. Keringatnya mengucur. setelah merapihkan peralatan panahnya, Harrypun segera menghampiri Stylina dengan membawa beberapa apel yang ia petik disalah satu pohon.

"Stylina, orang tuamu sudah tidak ada, apakah kau tidak mempunyai saudara, nenek, atau bibi paman mu?" tanya Harry setelah memposisikan dirinya duduk disamping Stylina.

Stylina tertunduk lesu dan menggeleng.

dengan tiba-tiba Harry menggenggam tangan Stylina. sontak saja Stylinapun terkejut lagi dan kini jantungnya kian berdegup. "Stylina, aku tidak tau perasaan apa ini, setiap aku pertama bertemu denganmu, dan saat aku menggenggam tanganmu, dan saat aku menatapmu lembut. tetapi yang jelas aku merasakan hal lain, aku tidak bisa mengungkiri kalau aku jatuh cinta kepadamu. aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian, dan aku mau selamanya terus bersamamu. mau kah kau ikut bersamaku ke istanaku dan menjadi ratu disana." Harry menatap lekat-lekat ke arah Stylina.

DEG
sontak saja pernyataan itu membuat Stylina terkejut ternyata pria itu juga memendam perasaan yang sama. "Harry? kau mencintaiku? dan kau seorang pangeran? jadi selama ini kau..? Stylina benar-benar tidak percaya.

"ya, aku ini seorang pangeran, dan sebenarnya aku kabur dari istana karena orang tuaku terus menekanku untuk segera mencari wanita untuk menjadi pendampingku agar aku bisa jadi penerus ayahku kelak dan aku masih belum jatuh hati kepada wanita manapun, dan kali ini aku sudah menemukan wanita itu, yaitu kau Stylina. will you marry me?" Harrypun berlutut kepada Stylina.

Stylina tersenyum haru ia masih tidak percaya atas kejadian ini. dan berhubung Stylina tidak memiliki tempat tinggal dan ia hidup sebatang kara iapun mengangguk menandakan iya. "iya Harry, aku bersedia menjadi pendampingmu" air mata bahagianya kian menetes. ia tersenyum penuh haru atas apa yang ia rasakan hari ini.

"benarkah itu Stylina?"atas persetujuan itu senyum Harry kian mengembang dan dengan segera ia memeluk Stylina dengan raut bahagia terpancar diwajahnya. ia benar-benar sangat bahagia. lalu merekapun segera menaikki kuda dan kembali ke istana. 

dan kini prince Harry telah menemukan pendampingnya yang tepat, dan kini merekapun hidup bahagia di istana megah. dan menikah lalu brojol deh saya(?) *apaini

END 

oke pasti yang baca ff ini pasti gk ngerti ceritanya iya kan? ƪ(‾ε‾")ʃ Oke ini cacat ya-_-
sekian
wasalam (ˇ▼ˇ)-c<ˇ_ˇ) 



Punya pengalaman masuk di salah satu koran itu senengnya pake bangettt .. bangett .. :D ini pas waktu aku kelas 6 SD . tadinya sih sempet kaget juga pas wartawan tiba-tiba ke rumah, pasti bangga banget kan ya gara-gara menaang lomba kreativitas siswa se-kecamatan, tapi gk cuma itu aja aku juga berturut-turut dapet juara kelas pas SD dan alhamdulillah bisa masuk ke sekolah yang aku inginin, SMPN 1 Cikampek :D itu semua gk lepas dari kerja keras dan dukungan semuanya :*

Ini ceritaku, apa ceritamu? :D
cover

Author : ****** #takutdisantetpakedeathnote xDLol
Title : I Hate You, But I Love You!
Genre : romance, hurt, gaje
Warning : abal-abal, typo(s), EYD yang cacat-_-

A/N : Haiii ini ff pertama aku dan masih percobaan soalnya baru akhir-akhir ini lagi seneng bikin ginian maaf kalau gk nyambung-_-.

***


"you don't know o.. o.. you don't know you beautiful.."

Suara petikan gitar dan nyanyian seseorang membuat langkah seorang gadis berpenampilan tomboy berambut pirang, bermata lavender itu terhenti di depan pintu. "siapa yang datang lebih pagi dariku?" batinnya, mengangkat sebelah alisnya.

dengan satu helaan nafas gadis itupun  melanjutkan langkahnya kembali dan mendorong pintu kayu kelas yang menghalangi.

"Siapa kau?", suara tajam gadis itu memecahkan ritme petikan gitar yang dimainkan oleh seorang pemuda yang tengah duduk di jendela kelas, dan ketika mendengar suara itu, sang pemuda pun menoleh,

"Niall, murid baru. Kau?", ia berujar dengan nada santai, tanpa sedikitpun beranjak dari tempatnya.

"Arabella Heartlifia" jawab gadis itu sambil meneruskan langkahnya menuju tempat duduknya, yang berada dipojok kelasa

"Aku tidak mengira—", Niall berkata sambil melompat turun dari jendela tanpa melepaskan gitarnya, "Kalau seorang wanita sepertimu mau duduk dipojokan, tempat yang sangat terpencil, sepertinya kau bukan wanita yang normal hah".

Arabella melirik kearah pemuda itu, dengan tatapan sebal, "Dimanapun aku duduk itu bukan urusanmu, lagipula memang salah wanita duduk dipojokan?", ia berujar dingin, berharap dapat membuat sang murid baru diam, tapi ternyata dia salah.

"tidak, bukan masalah itu. coba liat dirimu, apakah seorang wanita yang normal memakai baju yang dikeluarkan? apakah wanita normal menggulung lengan bajunya seperti itu? apakah seorang wanita yang normal berpenampilan seperti preman?" Niall meledek dengan gaya angkuhnya.

"asalkan kau tau saja! aku adalah wanita yang normal tau! aku hanya tomboy, bukan berarti aku buka seorang wanita tulen!" Arabella menatap tajam pria itu, ketus.

"ya ya yaa aku masih tidak yakin nona, kalau kau memang wanita yang feminim seperti layaknya wanita lainnya aku tantang kau pergi ke acara pesta dansa yang diadakan di sekolah lusa besok, aku ingin liat seorang Arabella Heartfilia itu bisa melakukan yang wanita lain lakukan haha aku tunggu kau pecundang" lalu pria yang bernama Niall itupun pergi meninggalkan kelas setelah dengan entengnya dia meledek Arabella kalau gadis itu bukan wanita yang normal.

"heuh.. cowo macam apa dia? dia berani meremehkanku? lihat saja nanti" gerutu Arabella dalam hati kepada dirinya sendiri sambil memandang kesal pria itu pergi sampai jejaknya menjauh.


***

Lusa kemudian, 19.00

        Ia melihat pantulan dirinya dalam cermin. benar-benar bodoh! ia seperti bukan dirinya. kali ini ia mendandani dirinya berusaha menunjukan sisi kewanitaannya. dengan balutan dress pink selutut, dengan rambut yang dibiarkan tergerai, dan ulasan make-up tipis menambah kecantikan seorang Arabella ia berusaha mengubah dirinya seperti wanita normal kebanyakan ia merubah dirinya beda dari penampilan biasanya yang tomboy. jika tidak karena pria yang bernama Niall itu ia tidak mungkin datang ke acara pesta dansa sekolah ini dengan langkah yang malas iapun memasuki gerbang utama lalu iapun memandang sekeliling nampak beberapa pasangan sudah mulai berdansa. iapun menggerakan bola mata birunya itu untuk mencari sesosok pria bernama Niall. "nah itu dia!" batinnya ketika mengarahkan pandangannya pada sesosok pria yang sedang mengobrol entah dengan teman prianya.

"Nialllllllll.." Arabella melambaikan tangannya dan memanggil nama Niall dari kejauhan.

sontak saja si empunya nama itupun menoleh keasal suara. senyumnya mengembang ketika melihat gadis yang ditunggu-tunggunyapun akhirnya datang juga. iapun menghampiri Arabella.

"haha kau sungguh mengejutkanku nona Arabella Heartfilia haha" Niall memandang Arabella dari ujung rambut sampai ujung kaki sambil tertawa melihat perubahan gadis itu. Arabella hanya mendecak sebal.


"Sudikah kau berdansa denganku sekarang?" Tanya Niall. Menunggu respon dari Arabella. Arabella lalu menyambut uluran tangan pemuda itu dengan malas dan terpaksa dan langsung mengikuti pemuda itu ke tengah ruangan. Niall itu lalu meletakkan tangannya di pundak dan pinggang Arabella. lalu Arabellapun segera meletakan tangannya ke pundak  Niall. Berdansa mengikuti alunan musik lembut. Arabella melangkahkan kakinya menyesuaikan langkah sang pemuda bermata onyx di depannya. Untuk beberapa saat ia menatap mata indah Niall.

alunan melody musik yang slow menambah keromantisan dan kehangatan malam. dengan sekejap tatapan entah perasaan apa yang dirasakannya kali ini padahal baru tadi mereka saling mengenal dan perkenalan yang tidak baik, ketika pandangan mereka saling bertemu dan saling bertatapan lembut. Arabella merasakan hal ganjil, entah mengapa hatinya menjadi deg-degan seperti ini, tatapan lembut pria itu membuat Arabella menjadi gugup dan rona merah mulai terhias diwajahnya.

"Kau tampak cantik, dan maaf telah meragukanmu " Kata pemuda yang bernama Niall itu menatap lembut gadis di depannya berubah sifatnya 180 derajat dari pertama mereka bertemu.

"Jangan bercanda, haha iya, tapi aku sudah berhasilkan membuktikannya kan?" Kata Arabella berusaha menyembunyikan semburat merah yang terpapar diwajahnya.

merekapun tenggelam dalam suasana romantis ini. merekapun nampak menikmati pesta ini padahal ini hanya sebuah tantangan semata, tapi mereka malah terjerumus oleh cinta didalamnya. pemuda yang pertamanya terlihat angkuh kini berubah menjadi seorang pria yang lembut. mereka tetap pada posisi semula, berdansa mengiringi musik dengan lukisan senyuman yang terhias dipipi mereka.

tak terasa mereka terhanyut dalam alunan. jarum jam semakin berjalan hingga menunjukan ke angka 9 malam.

tiba-tiba Arabellapun melepaskan tangannya dari pundak Niall. Niall pun mengangkat sebelah alisnya, bingung. "ada apa? kau ingin pulang?" tanya Niall heran menatap lekat-lekat gadis dihadapannya.

lalu Arabellapun menarik tangan Niall keluar dari ruangan pesta itu diadakan. "apa yang ingin kau lakukan?" Niall mengerutkan dahinya, masih bingung apa yang sebenarnya akan dilakukan gadis berambut pirang itu.

Arabella terus menarik tangan Niall keluar ruangan sampai tibalah dibangku taman sekolah. "Niall, indah sekali bukan langit itu" Arabella memandang kearah langit berbintang yang terbentang dihadapan mereka. walaupun langit pekat oleh warna hitam, tetapi masih terlihat jelas titik-titik sinar bercahaya itu.

Niallpun juga menoleh ke arah langit hitam yang terbentang luas dihadapan mereka seperti yang ditunjukan arabella "ya, tuhan menciptakan semuanya dengan sangat sempurna, walaupun langit pekat oleh warna hitam, bayangkan saja jika tuhan tidak menciptakan bintang, langit tidak akan seindah dan sebenderang ini"

lalu Niallpun melingkarkan tangannya ke pundak Arabella, merekapun terhanyut dalam suasana romantis malam yang terhias bintang.

"Niall, itu ada bintang jatuh! buatlah permohonan!" Arabella mengarahkan pandangannya kearah sebuah bintang yang jatuh dan menunjuk dengan jarinya.

Niall mengangguk. merekapun segera mengepalkan tangannya dan memejamkan matanya seakan berdo'a memohon harapan pada bintang jatuh itu.

setelah selesai, merekapun membuka matanya kembali.

"mm.. Niall, apa permohonan yang kau minta?" tanya Arabella menoleh kearah pria disebelahnya itu.

Niall menoleh lembut ke arah gadis disebelahnya itu dengan senyuman khas yang terhias dipipinya "aku berharap semoga gadis yang disebelahku ini mau menerima cinta seorang pria bernama Niall yang saat ini berada disebelahnya" 

"maksudmu? Niall? kau? kau menyukaiku?" sontak saja Arabella terkejut atas pernyataan itu. Arabella seakan tak percaya dan rona merah mulai terpampang diwajahnya.

dengan tiba-tiba Niall mendaratkan ciuman lembut ke bibir Arabella dan sontak saja kali ini Arabella benar-benar terkejut. 5 detik, waktu yang sangat singkat. tetapi penuh dengan makna. Niallpun melepas kembali ciumannya dengan lembut.

"aku tau, mungkin kita baru saling mengenal, dan awal perkenalan yang tidak baik. tetapi ketika aku mulai dekat denganmu aku merasakan hal yang berbeda, setiap kita saling bertatap lembut. dan kehangatan itulah yang membuat hatiku seakan gugup dan entah perasaan apa yang kian muncul ketika dekat denganmu. will you be my girlfriend?" Niall lalu berlutut dihadapan Arabella dengan menggenggam lembut jari lentik gadis itu.

"yes I will, Niall" gadis itu tersenyum penuh haru, senyum yang menandakan kebahagiaan atas yang ia rasakan saat ini. ia benar-benar tak menyangka sesosok pria angkuh kelihatannya ternyata bisa luluh hanya dengan sekejap mata. semua rasa bahagia ia tumpahkan hari inni.

dan ditengah langit hitam pekat berbintang, kehangatan malam, merekapun resmi menjadi sepasang kekasih :3 yeyeyelalalala -_-''

***

oke ini gaje sangat aku yakin orang yang baca ff ini pasti gk ngerti jalan ceritanya deh-_-
sekian dan terimakasih.
wassalam -_-
follow acc twitter saya @Alvinaalicia xD *Plakk..ditimpukinupil
.
,